nusakini.com--Tim Sapu Bersih Pungutan liar (Saber Pungli) Kemendagri sosialisasikan sapu bersih pungutan liar (saber pungli) di lingkungan Sekretariat Jenderal Kemendagri bertempat di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Kamis (26/1). 

Pungutan liar merupakan salah satu bentuk pungutan yang terjadi pada tempat yang tidak seharusnya tidak ada biaya, dapat juga diartikan sebagai pungutan paksa. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Inspektur Jenderal Kemendagri selaku Sekretaris Saber Pungli, Nugroho yang juga bertindak sebagai narasumber. 

• Hadiri Workshop Saber Pungli, Ini Kata Mendagri
• Satgas Saber Pungli Sita Rp 17 M selama 9 Bulan
• Inspektorat dan Saber Pungli harus Tingkatkan Pengawasan
• Menko Polhukam Lantik Satgas Saber Pungli
• Ini Perpres Saber Pungli

Nugroho menyampaikan siklus dari pungutan liar terjadi dari mulai fase kelahiran hingga fase kematian.Hal ini dengan maksud menurut dia, pungutan liar sudah dapat terindikasi semenjak ketika masyarakat mengurus akte kelahiran, sekolah, pengurusan kartu tanda penduduk (KTP), pernikahan, mencari pekerjaan, serta mengurus surat-surat lainnya seperti SIM hingga akte kematian. 

Adanya tujuan dari sosialisasi ini yakni untuk melakukan pencegahan terhadap pungli yang marak terjadi. Beberapa tujuh area yang rawan pungutan liar yakni yang berkaitan dengan dana hibah, perizinan, dana desa,pendidikan, pengadaan barang dan jasa, pelayanan publik, dan kepegawaian. 

Untuk mencegah hal ini, Tim saber pungli mengajak seluruh pegawai di lingkungan kemendagri untuk membangun komunikasi yang baik. Serta mengajak seluruh pihak untuk melaporkan identitas secara lengkap.  

“Kami tim saber pungli menjamin kerahasiaan pelapor,” ungkap Nugroho.Acara ini berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 11.30 WIB yang dihadiri oleh pejabat Sekretariat Jenderal di lingkungan Kemendagri serta seluruh pegawai dan staf Kemendagri.(p/ab)